Sate Kambing

Surabaya - Makanan dengan bahan dasar daging merah adalah salah satu jenis makanan favorit saya. Setelah lebih dari 3 bulan tidak makan sate kambing, akhirnya makan malam kali ini saya bisa menikmati daging kambing muda bakar dengan saus kacang. *napsu* Buat lebih memudahkan ilustrasi, ini gambarnya sy share di bawah ini…

sate1

Singkat cerita, sewaktu pulang kantor saya nyeletuk “Sate Kambing!” di tengah jalan. Berhubung di mobil tinggal bertiga, Cik Kiem, Pak Nyoto (yg menyetir,) dan saya sendiri, dan karena kami semua ini doyan makan, jadi mampirlah (red: de-tour) kami di Perak khusus untuk menikmati sate kambing.

Kami mampir di warung kaki lima. Sayang sekali saya lupa nama warungnya. Yang jelas ada kata-katsa sate ayam pak W__ (W siapanya yg ga inget.) Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sate siap disantap…

Daging kambing muda yang dibakar ini empuk, tidak alot, dan teksturnya lembut. Bumbu kacangnya enak (sayang kurang banyak.) Hanya saja, untuk rasanya, sate ini tidak dibumbui apa-apa (kecuali dilengkapi oleh saus kacang.) Memang sate kambing Madura itu berbeda dengan sate kambing Jawa. Karena saya yang notabene lahir dan besar di Jogja ini suka makan makanan yang (agak) manis, maka saya lebih memilih sate kambing Jawa yang paling tidak dibumbui kecap ketika dibakar dan dibubuhi merica ketika dihidangkan. Adapun sate kambing Jawa biasanya dilengkapi dengan irisan kubis dan tomat sebagai pelengkap (tidak lupa dengan rajangan bawang merah dan cabe rawitnya.)

Soal harga, sate ini dihargai 2.400 rupiah per tusuknya. Murah? Mahal? Well, itu relatif. Terserah bagaimana Anda menilainya.

Ini foto sepiring sate yang saya makan tadi (minus satu tusuk yang sudah saya makan duluan.) Kalau foto di atas itu sudah ditambah dengan foto sate kepunyaan Pak Nyoto yang saya pinjam untuk difoto.

sate2

Sudah jelas saya akan tidur dengan pulas malam ini. :)

0 Responses

Post a Comment